Universitas Gadjah Mada PUI-PT Rekayasa dan Produksi Protein-Peptida Terapan
PUSAT STUDI BIOTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA
  • BERANDA
  • TENTANG KAMI
    • Profil Singkat
    • Tujuan
    • Struktur Organisasi
  • KEGIATAN
    • WORKSHOP
    • KULIAH UMUM
  • PENELITIAN
    • Kelompok Riset
    • Indonesian Journal of Biotechnology
    • ARTIKEL
  • LAYANAN
    • Sewa Laboratorium
    • Jasa Analisis
    • Order Primer
  • PUSDI BIOTEKNOLOGI
  • Home
  • Artikel

Menelusuri Potensi Antimikroba dari Rumput Laut Gracilaria: Peptida Bioaktif Tunjukkan Aktivitas Menjanjikan

  • Artikel
  • 26 January 2025, 02.39
  • By : biotech

Yogyakarta, 2024 – Rumput laut tidak hanya bermanfaat sebagai bahan pangan, tetapi juga menyimpan potensi terapeutik melalui kandungan peptida bioaktifnya. Penelitian terbaru dari Universitas Gadjah Mada menunjukkan bahwa Gracilaria spp., rumput laut merah tropis yang tumbuh di perairan Jawa Tengah, menghasilkan peptida aktif yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen seperti Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

Apa yang diteliti?

Penelitian ini berfokus pada isolasi protein dari Gracilaria spp. yang kemudian dihidrolisis menggunakan enzim tripsin untuk menghasilkan fraksi peptida aktif. Aktivitas antibakteri diuji dengan metode difusi cakram dan dilanjutkan dengan uji mikrodilusi. Fraksi paling potensial kemudian dianalisis menggunakan pendekatan proteomik berbasis LC-HRMS untuk mengidentifikasi urutan peptida dan sifat fisiknya. Analisis lanjut dilakukan dengan simulasi molecular docking terhadap reseptor adhesin DraE (Escherichia coli), dengan pembanding antibiotik kloramfenikol.

Temuan Utama:

Peptida hasil hidrolisis menunjukkan aktivitas bakteriostatik terhadap S. aureus dan E. coli, dengan konsentrasi minimum efektif sebesar 40 µg/ml. Dua model peptida potensial, yaitu GP4.1 dan GP4.2 (VVINADAK), menunjukkan afinitas ikatan yang tinggi dengan skor energi -10,6 dan -10,8 kcal/mol. Menariknya, ikatan tersebut terjadi di lokasi berbeda dari antibiotik kloramfenikol, menunjukkan mekanisme kerja baru yang potensial untuk dikembangkan sebagai alternatif antimikroba alami.

Mengapa ini penting?

Penemuan peptida antimikroba dari sumber laut lokal seperti Gracilaria membuka peluang baru dalam pengembangan antibiotik alami berbasis laut Indonesia. Di tengah krisis resistensi antibiotik global, riset seperti ini penting untuk menciptakan agen antimikroba baru yang aman, efektif, dan berbasis biodiversitas lokal.

Tentang penelitian ini

Penelitian berjudul “Prospecting New Antimicrobial Peptide from Gracilaria spp. Active-peptide Hydrolysate against Pathogenic Bacteria using Proteomic Approach” dipublikasikan di jurnal Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and Biotechnology (Vol. 19, No. 3, 2024). 

Ingin tahu lebih banyak?

Akses publikasi lengkap melalui link berikut: https://doi.org/10.15578/squalen.942

***

Oleh: Fajar Sofyantoro

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Related Posts

Benarkah Selang Infus Bisa Mempengaruhi Stabilitas Obat? Studi Ini Berusaha Menjawabnya

Artikel Friday, 27 June 2025

Human Serum Albumin (HSA) adalah salah satu protein terapeutik yang sering digunakan dalam pengobatan, khususnya melalui infus. Protein ini memiliki banyak fungsi penting, termasuk menjaga tekanan darah dan membawa berbagai zat dalam tubuh.

Hilirisasi Energi Terbarukan dari Limbah Bioetanol: Peran Strategis Divisi Bioproses dalam Pengembangan Bioreaktor dan Teknologi Anaerobik

Artikel Monday, 23 June 2025

Sebagai bagian dari langkah strategis menuju hilirisasi riset hayati, Pusat Studi Bioteknologi Universitas Gadjah Mada resmi membentuk Divisi Bioproses. Divisi ini menjadi rumah bagi riset-riset lanjutan yang mengintegrasikan teknologi bioreaktor, optimasi proses fermentasi, dan rekayasa […].

Menyelami Potensi Terapi dari Teripang dan Bulu Babi: Peptida Laut Buka Peluang Baru Dunia Kesehatan

Artikel Sunday, 22 June 2025

Laut menyimpan potensi biologis yang luar biasa, termasuk dari organisme unik seperti teripang (sea cucumbers) dan bulu babi (sea urchins). Penelitian terbaru dari Pusat Studi Bioteknologi Universitas Gadjah Mada mengungkap bagaimana peptida yang dihasilkan dari […].

Menelusuri Racun Ular: Tim Peneliti UGM Ungkap Dampak Hemotoksik dan Miotoksik Dua Spesies Ular Berbisa Indonesia

Artikel Sunday, 22 June 2025

Tim peneliti dari Pusat Studi Bioteknologi Universitas Gadjah Mada berhasil mengungkap perbedaan karakteristik racun dari dua spesies ular berbisa asli Indonesia: Calloselasma rhodostoma (ular tanah) dan Trimeresurus insularis (ular hijau ekor merah).

Recent Posts

  • Benarkah Selang Infus Bisa Mempengaruhi Stabilitas Obat? Studi Ini Berusaha Menjawabnya
  • Hilirisasi Energi Terbarukan dari Limbah Bioetanol: Peran Strategis Divisi Bioproses dalam Pengembangan Bioreaktor dan Teknologi Anaerobik
  • Menyelami Potensi Terapi dari Teripang dan Bulu Babi: Peptida Laut Buka Peluang Baru Dunia Kesehatan
  • Menelusuri Racun Ular: Tim Peneliti UGM Ungkap Dampak Hemotoksik dan Miotoksik Dua Spesies Ular Berbisa Indonesia
  • Menjaga Stabilitas Antibodi Monoklonal di Setting Klinik: Peran Eksipien Farmasi

Recent Comments

No comments to show.
Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Bioteknologi
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
Alamat : Gedung PAU Jl. Teknika Utara, Barek, Sleman 55281
Telepon : (0274) 6492284
E-mail : biotech@ugm.ac.id
Website : biotech.ugm.ac.id

© Universitas Gajah Mada