
Yogyakarta, 2024 – Rumput laut tidak hanya bermanfaat sebagai bahan pangan, tetapi juga menyimpan potensi terapeutik melalui kandungan peptida bioaktifnya. Penelitian terbaru dari Universitas Gadjah Mada menunjukkan bahwa Gracilaria spp., rumput laut merah tropis yang tumbuh di perairan Jawa Tengah, menghasilkan peptida aktif yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen seperti Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Apa yang diteliti?
Penelitian ini berfokus pada isolasi protein dari Gracilaria spp. yang kemudian dihidrolisis menggunakan enzim tripsin untuk menghasilkan fraksi peptida aktif. Aktivitas antibakteri diuji dengan metode difusi cakram dan dilanjutkan dengan uji mikrodilusi. Fraksi paling potensial kemudian dianalisis menggunakan pendekatan proteomik berbasis LC-HRMS untuk mengidentifikasi urutan peptida dan sifat fisiknya. Analisis lanjut dilakukan dengan simulasi molecular docking terhadap reseptor adhesin DraE (Escherichia coli), dengan pembanding antibiotik kloramfenikol.
Temuan Utama:
Peptida hasil hidrolisis menunjukkan aktivitas bakteriostatik terhadap S. aureus dan E. coli, dengan konsentrasi minimum efektif sebesar 40 µg/ml. Dua model peptida potensial, yaitu GP4.1 dan GP4.2 (VVINADAK), menunjukkan afinitas ikatan yang tinggi dengan skor energi -10,6 dan -10,8 kcal/mol. Menariknya, ikatan tersebut terjadi di lokasi berbeda dari antibiotik kloramfenikol, menunjukkan mekanisme kerja baru yang potensial untuk dikembangkan sebagai alternatif antimikroba alami.
Mengapa ini penting?
Penemuan peptida antimikroba dari sumber laut lokal seperti Gracilaria membuka peluang baru dalam pengembangan antibiotik alami berbasis laut Indonesia. Di tengah krisis resistensi antibiotik global, riset seperti ini penting untuk menciptakan agen antimikroba baru yang aman, efektif, dan berbasis biodiversitas lokal.
Tentang penelitian ini
Penelitian berjudul “Prospecting New Antimicrobial Peptide from Gracilaria spp. Active-peptide Hydrolysate against Pathogenic Bacteria using Proteomic Approach” dipublikasikan di jurnal Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and Biotechnology (Vol. 19, No. 3, 2024).
Ingin tahu lebih banyak?
Akses publikasi lengkap melalui link berikut: https://doi.org/10.15578/squalen.942
***
Oleh: Fajar Sofyantoro