
Gigitan ular masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat yang sering terabaikan, khususnya di wilayah tropis seperti Indonesia. Untuk memahami pola penyebarannya dan meningkatkan langkah pencegahan, tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada melakukan pemetaan spasial kasus gigitan ular di Kabupaten Kulon Progo, DIY selama periode 2019–2020.
Apa yang diteliti?
Penelitian ini menggabungkan data dari rekam medis rumah sakit, survei daring, dan wawancara korban gigitan ular untuk mengidentifikasi pola sebaran kasus secara temporal (musim) dan spasial (lokasi). Dengan menggunakan metode estimasi densitas kernel dan analisis pola titik spasial seperti fungsi G, F, dan K Ripley, peneliti memetakan persebaran kasus di seluruh wilayah Kulon Progo.
Temuan Utama:
Sebanyak 21 kasus gigitan ular tercatat selama periode penelitian, dengan Kecamatan Samigaluh menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi. Spesies ular yang paling sering terlibat dalam insiden ini adalah Trimeresurus albolabris atau ular hijau ekor putih, yang menyumbang hingga 48% dari total kasus yang dilaporkan. Dari sisi temporal, terdapat korelasi negatif antara curah hujan dan jumlah kasus pada tahun 2019, di mana gigitan lebih banyak terjadi pada musim kering. Sebaliknya, pada tahun 2020 ditemukan korelasi positif, dengan peningkatan kasus justru terjadi pada musim hujan. Secara spasial, pola persebaran kasus tergolong acak, yang menunjukkan bahwa risiko gigitan ular tidak terkonsentrasi hanya di wilayah tertentu, melainkan tersebar secara merata di berbagai lokasi di Kulon Progo.
Mengapa ini penting?
Dengan memahami peta risiko spasial dan musim terjadinya gigitan, upaya mitigasi seperti edukasi masyarakat, pelatihan penanganan darurat, dan distribusi antivenom dapat dilakukan secara lebih terarah. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa metode geospasial sangat relevan dalam epidemiologi gigitan ular, khususnya di daerah rural berbasis pertanian.
Tentang penelitian ini
Penelitian berjudul “Pemetaan Kasus Gigitan Ular di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan Analisis Spasial Statistik” dipublikasikan di jurnal BIOTA: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati dan merupakan kontribusi penting dalam upaya membangun basis data spasial gigitan ular di Indonesia.
Ingin tahu lebih banyak?
Akses publikasi lengkap melalui link berikut: doi.org/10.24002/biota.v10i1.5331
***
Oleh: Fajar Sofyantoro