Universitas Gadjah Mada PUI-PT Rekayasa dan Produksi Protein-Peptida Terapan
PUSAT STUDI BIOTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA
  • BERANDA
  • TENTANG KAMI
    • Profil Singkat
    • Tujuan
    • Struktur Organisasi
  • KEGIATAN
    • WORKSHOP
    • KULIAH UMUM
  • PENELITIAN
    • Kelompok Riset
    • Indonesian Journal of Biotechnology
    • ARTIKEL
  • LAYANAN
    • Sewa Laboratorium
    • Jasa Analisis
    • Order Primer
  • PUSDI BIOTEKNOLOGI
  • Home
  • Artikel

Mengungkap Sebaran Gigitan Ular di Kulon Progo: Penelitian UGM Gunakan Analisis Spasial Statistik

  • Artikel
  • 23 March 2025, 02.36
  • By : biotech

Gigitan ular masih menjadi ancaman kesehatan masyarakat yang sering terabaikan, khususnya di wilayah tropis seperti Indonesia. Untuk memahami pola penyebarannya dan meningkatkan langkah pencegahan, tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada melakukan pemetaan spasial kasus gigitan ular di Kabupaten Kulon Progo, DIY selama periode 2019–2020.

Apa yang diteliti?

Penelitian ini menggabungkan data dari rekam medis rumah sakit, survei daring, dan wawancara korban gigitan ular untuk mengidentifikasi pola sebaran kasus secara temporal (musim) dan spasial (lokasi). Dengan menggunakan metode estimasi densitas kernel dan analisis pola titik spasial seperti fungsi G, F, dan K Ripley, peneliti memetakan persebaran kasus di seluruh wilayah Kulon Progo.

Temuan Utama:

Sebanyak 21 kasus gigitan ular tercatat selama periode penelitian, dengan Kecamatan Samigaluh menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi. Spesies ular yang paling sering terlibat dalam insiden ini adalah Trimeresurus albolabris atau ular hijau ekor putih, yang menyumbang hingga 48% dari total kasus yang dilaporkan. Dari sisi temporal, terdapat korelasi negatif antara curah hujan dan jumlah kasus pada tahun 2019, di mana gigitan lebih banyak terjadi pada musim kering. Sebaliknya, pada tahun 2020 ditemukan korelasi positif, dengan peningkatan kasus justru terjadi pada musim hujan. Secara spasial, pola persebaran kasus tergolong acak, yang menunjukkan bahwa risiko gigitan ular tidak terkonsentrasi hanya di wilayah tertentu, melainkan tersebar secara merata di berbagai lokasi di Kulon Progo.

Mengapa ini penting?

Dengan memahami peta risiko spasial dan musim terjadinya gigitan, upaya mitigasi seperti edukasi masyarakat, pelatihan penanganan darurat, dan distribusi antivenom dapat dilakukan secara lebih terarah. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa metode geospasial sangat relevan dalam epidemiologi gigitan ular, khususnya di daerah rural berbasis pertanian.

Tentang penelitian ini

Penelitian berjudul “Pemetaan Kasus Gigitan Ular di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan Analisis Spasial Statistik” dipublikasikan di jurnal BIOTA: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati dan merupakan kontribusi penting dalam upaya membangun basis data spasial gigitan ular di Indonesia.

Ingin tahu lebih banyak?
Akses publikasi lengkap melalui link berikut: doi.org/10.24002/biota.v10i1.5331

***

Oleh: Fajar Sofyantoro

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Related Posts

Benarkah Selang Infus Bisa Mempengaruhi Stabilitas Obat? Studi Ini Berusaha Menjawabnya

Artikel Friday, 27 June 2025

Human Serum Albumin (HSA) adalah salah satu protein terapeutik yang sering digunakan dalam pengobatan, khususnya melalui infus. Protein ini memiliki banyak fungsi penting, termasuk menjaga tekanan darah dan membawa berbagai zat dalam tubuh.

Hilirisasi Energi Terbarukan dari Limbah Bioetanol: Peran Strategis Divisi Bioproses dalam Pengembangan Bioreaktor dan Teknologi Anaerobik

Artikel Monday, 23 June 2025

Sebagai bagian dari langkah strategis menuju hilirisasi riset hayati, Pusat Studi Bioteknologi Universitas Gadjah Mada resmi membentuk Divisi Bioproses. Divisi ini menjadi rumah bagi riset-riset lanjutan yang mengintegrasikan teknologi bioreaktor, optimasi proses fermentasi, dan rekayasa […].

Menyelami Potensi Terapi dari Teripang dan Bulu Babi: Peptida Laut Buka Peluang Baru Dunia Kesehatan

Artikel Sunday, 22 June 2025

Laut menyimpan potensi biologis yang luar biasa, termasuk dari organisme unik seperti teripang (sea cucumbers) dan bulu babi (sea urchins). Penelitian terbaru dari Pusat Studi Bioteknologi Universitas Gadjah Mada mengungkap bagaimana peptida yang dihasilkan dari […].

Menelusuri Racun Ular: Tim Peneliti UGM Ungkap Dampak Hemotoksik dan Miotoksik Dua Spesies Ular Berbisa Indonesia

Artikel Sunday, 22 June 2025

Tim peneliti dari Pusat Studi Bioteknologi Universitas Gadjah Mada berhasil mengungkap perbedaan karakteristik racun dari dua spesies ular berbisa asli Indonesia: Calloselasma rhodostoma (ular tanah) dan Trimeresurus insularis (ular hijau ekor merah).

Recent Posts

  • Benarkah Selang Infus Bisa Mempengaruhi Stabilitas Obat? Studi Ini Berusaha Menjawabnya
  • Hilirisasi Energi Terbarukan dari Limbah Bioetanol: Peran Strategis Divisi Bioproses dalam Pengembangan Bioreaktor dan Teknologi Anaerobik
  • Menyelami Potensi Terapi dari Teripang dan Bulu Babi: Peptida Laut Buka Peluang Baru Dunia Kesehatan
  • Menelusuri Racun Ular: Tim Peneliti UGM Ungkap Dampak Hemotoksik dan Miotoksik Dua Spesies Ular Berbisa Indonesia
  • Menjaga Stabilitas Antibodi Monoklonal di Setting Klinik: Peran Eksipien Farmasi

Recent Comments

No comments to show.
Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Bioteknologi
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
Alamat : Gedung PAU Jl. Teknika Utara, Barek, Sleman 55281
Telepon : (0274) 6492284
E-mail : biotech@ugm.ac.id
Website : biotech.ugm.ac.id

© Universitas Gajah Mada