
Laut menyimpan potensi biologis yang luar biasa, termasuk dari organisme unik seperti teripang (sea cucumbers) dan bulu babi (sea urchins). Penelitian terbaru dari Pusat Studi Bioteknologi Universitas Gadjah Mada mengungkap bagaimana peptida yang dihasilkan dari kedua hewan laut ini menunjukkan berbagai manfaat kesehatan, mulai dari antikanker hingga peningkat kognitif.
Apa yang diteliti?
Penelitian ini merupakan studi tinjauan (review article) yang mengumpulkan dan menganalisis berbagai temuan terkini tentang peptida bioaktif yang dihasilkan dari hewan laut kelas Echinozoa. Peneliti menyoroti bagaimana peptida tersebut diisolasi, diidentifikasi, dan diuji aktivitas biologisnya, serta menjelaskan jalur molekuler yang terlibat dalam efek terapeutik yang ditimbulkan.
Temuan Utama:
Peptida dari teripang dan bulu babi memiliki berbagai potensi terapeutik yang menjanjikan. Peptida antioksidan melindungi sel dari stres oksidatif, sedangkan peptida antikanker menghambat pertumbuhan sel dan memicu apoptosis melalui jalur PI3K/AKT. Peptida antifatigue meningkatkan metabolisme energi lewat aktivasi jalur NRF2 dan AMPK, sementara peptida antidiabetik membantu mengatur kadar glukosa dan mempercepat penyembuhan luka. Selain itu, terdapat peptida antihipertensi yang menghambat enzim ACE, serta peptida antimikroba seperti strongylocin dan centrocin yang efektif melawan berbagai bakteri. Beberapa peptida juga berpotensi meningkatkan daya ingat. Namun, tantangan seperti stabilitas, bioavailabilitas, dan sistem penghantaran masih perlu diatasi untuk aplikasi klinis.
Mengapa ini penting?
Indonesia sebagai negara maritim memiliki keanekaragaman hayati laut yang luar biasa. Dengan menggali potensi bioterapeutik dari spesies laut lokal, kita dapat memperkuat inovasi di bidang nutraseutikal, farmasi alami, dan bioteknologi kesehatan, sekaligus mendorong kemandirian bahan baku obat dari sumber daya dalam negeri.
Tentang penelitian ini
Penelitian berjudul “Bioactive Peptides from Sea Cucumbers and Sea Urchins: Therapeutic Roles and Mechanistic Insights” dipublikasikan di jurnal Trends in Sciences (Vol. 22, No. 5, 2025).
Ingin tahu lebih banyak?
Akses publikasi lengkap melalui link berikut: https://doi.org/10.48048/tis.2025.9513
***
Oleh: Fajar Sofyantoro