
Yogyakarta, 2024 – Tahukah Anda bahwa seekor ikan kecil berwarna perak, yang biasa hidup di akuarium, kini menjadi salah satu bintang dalam riset toksin dan racun hewan? Tim peneliti dari Pusat Studi Bioteknologi Universitas Gadjah Mada baru saja menerbitkan sebuah studi komprehensif yang menyoroti peran zebrafish (Danio rerio) sebagai model hewan dalam pengujian bisa ular, racun laba-laba, ubur-ubur, dan organisme beracun lainnya.
Dalam artikel ilmiah ini, peneliti memetakan perkembangan terkini penggunaan zebrafish dalam studi toksikologi, khususnya dalam konteks penelitian racun hewan. Zebrafish digunakan untuk menilai efek racun secara in vivo pada tahap embrio dan larva, memungkinkan observasi langsung terhadap dampak toksin terhadap perkembangan awal organisme. Selain itu, model ini juga dimanfaatkan untuk mengevaluasi kerusakan jaringan, gangguan pada sistem saraf, serta respons imun akibat paparan toksin. Tak hanya sebagai model toksisitas, zebrafish juga mendukung uji penyaringan (screening) senyawa penawar racun atau antivenom berbasis molekuler, menjadikannya alat yang strategis dalam pengembangan terapi antiracun yang efisien dan presisi.
Kenapa Zebrafish?
Zebrafish memiliki banyak keunggulan: ukurannya kecil, berkembang biak cepat, transparan pada fase embrio, serta memiliki gen dan sistem fisiologi yang menyerupai manusia. Hal ini menjadikannya model ideal untuk studi toksin berbiaya rendah namun berdampak besar, baik untuk keperluan dasar maupun translasi klinis.
Temuan Menarik dari Analisis Bibliometrik
Penelitian ini juga memuat hasil analisis terhadap lebih dari 700 publikasi sejak tahun 1955 hingga 2023. Hasilnya menunjukkan tren peningkatan signifikan dalam penggunaan zebrafish di berbagai bidang, dengan Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jerman sebagai negara dengan kontribusi publikasi tertinggi.
Arah Pengembangan Masa Depan
Dalam artikel ini, peneliti menyarankan bahwa zebrafish masih memiliki potensi besar yang belum dimaksimalkan, terutama untuk studi high-throughput screening antiracun, pengembangan biosensor, dan uji molekuler berbasis CRISPR. Dengan riset yang tepat sasaran, zebrafish dapat menjadi jembatan antara laboratorium dan aplikasi medis di lapangan.
Tentang Penelitian Ini
Artikel berjudul “Zebrafish as Versatile Model for Assessing Animal Venoms and Toxins: Current Applications and Future Prospects” dipublikasikan pada tahun 2024 di jurnal Zebrafish dan ditulis oleh tim peneliti Pusat Studi Bioteknologi UGM, dengan fokus pada pengembangan model hewan yang etis, efisien, dan inovatif dalam bidang toksikologi modern.
Ingin tahu lebih banyak?
Akses publikasi lengkap melalui link berikut: https://doi.org/10.1089/zeb.2023.0088
***
Oleh: Fajar Sofyantoro